Cut Loss Saham: Strategi Jual Rugi dan Kapan Harus Cut Loss

meta icon

Dalam berinvestasi di pasar saham, perlu dipahami bahwa tidak ada investasi yang dijamin mendapatkan keuntungan. Ini dikarenakan keuntungan dan bunga dari investasi adalah hasil dari berbagai faktor yang ada, mulai dari kenaikan dan penurunan harga saham, kenaikan bisnis, kondisi pasar saham, kondisi ekonomi, jenis dari investasi, dan masih banyak lagi faktornya.

Nah, saat Anda melakukan investasi saham di pasar saham, tentu hal tersebut memiliki risiko. Anda harus selalu bersiap kapan saja saat harga saham turun, dan investor harus menyusun strategi untuk menghadapi segala kondisi pasar saham seperti bersiap dengan strategi risk management, dan cut loss. Strategi yang akan dibahas kali ini adalah strategi “Cut loss” dan kapan kita harus melakukannya.

Dalam artikel kali ini, kita akan membahas mengenai strategi cut loss, sebuah strategi yang banyak dilakukan oleh investor untuk mengurangi kerugian yang dapat terjadi karena investasi yang merugi, serta mencegah untuk mendapat kerugian lebih lanjut dari investasi tersebut. Selain itu, dalam artikel kali ini juga akan membahas kapan kita harus melakukan strategi cut loss, bagaimana kita harus melakukannya.

Pengertian dari Strategi Cut Loss

Cut dalam bahasa Inggris artinya “memotong” dan loss artinya adalah kerugian. Secara harfiah nya, cut loss adalah sebuah strategi yang dilakukan oleh investor untuk memotong kerugian yang didapat, sehingga mencegah kerugian lebih besar lagi dari sebuah investasi yang dinilai merugi.

Baca Juga: 9 Jenis Saham Yang Wajib Anda Ketahui Bagi Pemula

Strategi cut loss adalah sebuah strategi yang bijak diambil saat investor merasa sudah mulai dirugikan oleh sebuah investasi. Sehingga alih-alih mempertahankan sebuah investasi yang kemungkinan besar akan menambah kerugian investor, investor dapat memilih untuk menjualnya sekarang, dan mengurangi kerugian yang diterima.

Memang benar bahwa masa depan dari investasi tidak ada yang tahu, namun untuk mengurangi kemungkinan Anda menambah kerugian, lebih baik untuk menjualnya lebih dahulu dan mendapatkan sedikit kerugian, daripada membiarkannya saja, dan pada akhirnya menjadi investasi yang tidak ada harganya sama sekali.

Strategi cut loss ini dapat melindungi modal yang kita miliki, serta memungkinkan kita untuk mendapatkan peluang untuk investasi yang jauh lebih baik.

Kapan Kita Harus Cut Loss Investasi kita?

Ketika seorang trader melakukan investasi, pastilah trader harus bersiap untuk segala kondisi, baik itu kondisi di mana mereka mendapatkan keuntungan, ataupun merugi. Setiap trader, baik trader saham, investor reksadana, ataupun trader kripto pasti paham kapan saat mereka harus cut loss, kapan mereka harus langsung menjual investasi mereka, dan melakukan cut loss.

Baca Juga: Waspada! Ini Risiko Transaksi Derivatif Yang Wajib Anda Ketahui

Pada saat grafik harga mulai mengalami penurunan, Anda mungkin akan bertanya, apakah kita harus langsung menjual sahamnya untuk memotong kerugian Anda? Atau menunggu terlebih dahulu untuk harga pasar agar lebih membaik, dan mendapatkan keuntungan lebih? Namun jika Anda menunggu tentu akan ada risiko jika ternyata harganya malah akan semakin menurun.

Jika Anda ingin menentukan kapan harus melakukan cut loss, dan kapan harus hold, maka Anda bisa mempertimbangkannya dengan melakukan riset singkat, seperti melihat prospek dari saham tersebut, fundamental perusahaan, serta tanggapan komunitas dari saham tersebut.

Saat sebuah portofolio investasi merah, bukan berarti sepenuhnya buruk, sehingga investor yang baik harus mulai menyusun untuk memanfaatkan kondisi dari portofolio tersebut. Apakah menurut Anda cut loss itu perlu dilakukan, atau Anda bisa melakukan hold dan tetap percaya terhadap saham Anda.

Perlu dipahami, bahwa apakah kita harus melakukan cut loss, dan kapan kita harus hold merupakan sebuah keputusan yang tidak boleh kita ambil secara terburu-buru, dan diambil secara emosional. Seorang investor profesional harus berpikir secara objektif, dan menghindari untuk terjebak ke dalam pola pikir, tidak mau menjual kalau rugi.

Perbedaan dari Cut Loss dan Stop Loss

Jika Anda seorang trader veteran, tentu Anda sudah paham tentang apa itu cut loss, dan apa itu stop loss, serta perbedaan dari keduanya. Keduanya merupakan sebuah hal yang dilakukan oleh trader untuk mengurangi kerugian dari sebuah investasi yang dirasa akan lebih merugikan. Namun juga, dalam keduanya terdapat sebuah perbedaan lagi, yakni manual, atau stop loss otomatis.

Cut loss dilakukan secara manual oleh trader, sehingga trader akan secara manual menentukan kapan harus berhenti untuk hold dari saham tersebut. Cut loss dilakukan oleh seorang investor pada platform investasi, atau tempat berinvestasi tertentu.

Sedangkan untuk stop loss, dapat dilakukan secara otomatis. Stop loss tersebut dapat ditentukan oleh seorang trader saat awal transaksi, sehingga menentukan harga saham turun paling jauh seberapa. Singkatnya, untuk menentukan harga paling dasar dari sebuah saham, untuk segera menjualnya dan menghentikan kerugian.

Beberapa situs investasi dan trading menawarkan untuk fitur stop loss pada setiap trade, sehingga akan mengamankan modal trading Anda sewaktu-waktu harga mencapai puncak penurunan pada satu waktu dan Anda tidak sedang berada di tempat untuk mengatur portofolio trading Anda. Fitur ini sangat membantu untuk setiap trader, baik trader profesional, maupun yang baru memulai trading.

Apa yang Mempengaruhi Harga Saham dan Alasan Mengapa Harus Cut Loss pada Saat Itu?

Penting untuk seorang trader memahami faktor-faktor fundamental yang dapat mempengaruhi harga saham, seperti kebijakan fiskal pemerintah, volatilitas dari pasar saham pada saat itu, kondisi ekonomi, serta berbagai faktor fiskal lainnya dalam suatu industri.

Katakanlah sebagai contoh, kita melihat pada saham funding perusahaan, di mana kita membeli sejumlah perusahaan start up baru. Dalam perusahaan tersebut ternyata terdapat perubahan yang cukup signifikan seperti pergantian manajemen, kondisi perusahaan, serta terjadi perubahan dalam tren industri tersebut. Hal ini yang dapat memicu kerugian, serta dapat merugikan dari investor.

Hal ini jugalah yang akan mempengaruhi harga saham, serta menjadi alasan untuk cut loss pada saat itu juga untuk mengurangi kerugian yang dapat ditimbulkan. Ketimbang kita terus menahannya, dan saat kondisi perusahaan menjadi semakin memburuk, sebagai contoh seperti terjadinya pengurangan pendapatan perusahaan, dan tidak ada tanda harga saham menjadi membaik dalam waktu dekat.

Faktor teknis juga dapat mempengaruhi faktor penurunan harga saham, seperti harga saham yang turun secara signifikan dalam suatu waktu, serta turun di bawah level support yang dimiliki, artinya harga saham telah melampaui batas dari level resistensi yang kuat. Hal ini menjadi sebuah pertimbangan bahwa tren harga sedang berubah-ubah, dan menjadi pertimbangan untuk melakukan cut loss.

Risiko dari Cut Loss

Cut loss memang sebuah strategi yang bisa Anda gunakan untuk mengurangi kerugian yang mungkin dihasilkan dari suatu investasi yang dirasa kurang menjanjikan, atau mengarah ke arah kerugian. Namun, terkadang saat pasar sedang menurun, dan Anda mulai panik untuk melakukan cut loss, terkadang saat itulah malah harga pasar membaik, dan meningkat.

Hal ini sering terjadi di pasar saham, serta pasar trading kripto, di mana volatilitas dari pasar sangat sering terjadi, sehingga sering terjadi peningkatan, penurunan yang tidak terduga. Pada saat inilah seorang trader perlu berhati-hati untuk melakukan hold dari investasi mereka, sambil terus menganalisa untuk terus menjaga investasi aset mereka.

Itulah salah satu risiko dari melakukan cut loss, karena ada kemungkinan bahwa Anda akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak. Namun sering kali juga kerakusan inilah yang menjadikan Anda rugi lebih banyak dari investasi yang seharusnya dapat Anda minimalisir dengan cut loss.

Oleh karena itulah, Anda harus selalu melakukan analisa sebelum mengambil keputusan, terutama untuk melanjutkan memegang saham yang Anda miliki, atau melakukan cut loss untuk menghindari kerugian yang lebih banyak lagi. Pastikan untuk tidak terburu-buru, dan terlalu emosional dalam mengambil keputusan trading, dan investasi.

Strategi Cut Loss

Dibalik dari strategi cut loss tersebut, adalah sebuah cara untuk mencegah kerugian yang lebih lanjut yang diakibatkan oleh turunnya harga saham, setelah dilakukannya transaksi awal. Semisal, harga saham untuk sebuah saham pada perusahaan AB, harga saham tersebut saat Anda beli mulai dari seharga Rp 10.000 per lembarnya, namun seiring berjalannya waktu, saham turun menjadi Rp 5.000 per lembar.

Nah, pada saat itulah Anda tahu kalau Anda sudah mengalami kerugian, diukur dari harga saham yang turun, sehingga saat Anda menjualnya kembali maka Anda akan mengalami kerugian (Nilai jual > Nilai beli). Setelah itu, Anda melakukan analisa lebih lanjut, dan tampaknya perusahaan tersebut tidak memiliki harapan lebih besar, di sinilah Anda harus melakukan strategi cut loss.

Daripada Anda menanggung rugi lebih lanjut, Anda harus segera melakukan cut loss, sebelum harga saham jatuh lebih banyak lagi. Meskipun Anda merugi karena Anda telah melakukan jual rugi, tetapi setidaknya Anda akan masih memiliki modal lagi untuk melakukan trading pada peluang lainnya.

Poin utama dari sini, adalah jangan panik dalam melakukan cut loss, namun juga paham untuk kapan Anda bisa melakukan cut loss. Sebagai seorang trader profesional, Anda harus paham kapan Anda harus mundur, kapan harus maju untuk kesempatan yang Anda miliki. Analisa setiap prospek saham, serta fundamental perusahaan, kondisi fiskal perusahaan, serta pastikan untuk melek kondisi ekonomi dunia.

Kesimpulan

Cut loss adalah sebuah aksi di mana trader akan menjual kembali saham, atau modal investasi mereka saat terdapat indikasi akan mengalami kerugian, sehingga trader segera memotong kerugian mereka, untuk menghindari kerugian lebih lanjut. Strategi cut loss bisa menolong Anda mencegah setiap kerugian, serta menghindari portofolio merah.

Namun terkadang strategi cut loss juga bisa menjadi pedang bermata dua, karena ketika Anda panik saat melakukan cut loss, pada saat yang sama, arah pasar malah akan mengalami peningkatan. Hal ini sering sekali terjadi di dunia trading, terutama pada trading kripto dan saham yang memiliki pasar yang cukup volatil, dan mudah berubah kapan saja.

Secara general, cut loss bisa dilakukan saat trader mengalami kerugian, dan tidak ada salahnya untuk sesekali harus jual rugi, ketimbang Anda mengalami kerugian yang lebih besar lagi pada satu trading tersebut. Untuk itulah perlu dilakukan analisis, dan penyusunan strategi yang lebih kompleks agar bisa tahu kapan waktu yang tepat untuk jual rugi, kapan waktu yang tepat untuk hold.

Proteksi yang Sesuai untuk Kebutuhan Anda

MPMInsurance :
Protection, Advisory & Reliability

PT Asuransi Mitra Pelindung Mustika atau MPMInsurance adalah anak perusahaan PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk yang menjalankan kegiatan usaha di bidang asuransi umum (non-jiwa) sejak 12 Oktober 2012. MPMInsurance saat ini memiliki 18 kantor (Pusat, cabang, dan perwakilan) yang tersebar di seluruh Indonesia dan menyediakan beberapa produk asuransi; diantaranya seperti asuransi kendaraan bermotor (asuransi mobil, asuransi motor), asuransi perjalanan, asuransi properti, asuransi harta benda, asuransi konstruksi, asuransi uang, asuransi pengangkutan, dan asuransi rangka kapal. Pada 2022, MPMInsurance dinobatkan sebagai Asuransi Terbaik 2022 untuk Kategori Asuransi Umum dengan Aset di atas 1-5 Triliun Rupiah oleh Majalah Investor, dan mendapatkan Peringkat A+ dari Fitch Ratings Indonesia.

mobile logo