Bagi kamu yang sering menonton acara stand up comedy pasti tidak asing dengan istilah roasting. Namun, jika kamu jarang atau sama sekali tidak pernah menyaksikan acara stand up comedy mungkin kamu belum mengetahui atau bahkan belum pernah mendengar istilah roasting sebelumnya.

Sebenarnya, apa itu roasting dan bagaimana pengaplikasiannya di dalam acara stand up comedy? Artikel ini akan membedah secara detail mengenai roasting agar orang yang awal tentang stand up comedy juga dapat mengerti.

Apa Itu Roasting?

Roasting dalam stand up comedy sudah menjadi tradisi di Amerika Serikat sejak tahun 1950. Roasting menjadi sangat populer ketika dibawakan di acara televisi yakni Comedy Central Roast. Jadi, sebenarnya apa pengertian dari roasting itu sendiri?

Roasting atau yang secara harfiah berarti memanggang adalah istilah yang digunakan oleh para stand up comedian untuk meledek atau menertawakan dengan candaan yang telah dibuat atau bahkan diriset sebelumnya.

Candaan yang dilontarkan bisa datang dari berbagai macam aspek, misalnya kepribadian, karier, hingga percintaan. Tentunya dibawakan dengan lawakan khas stand up komedian. Karena tujuan roasting dalam stand up comedy sejatinya adalah menghibur, bukan menyakiti.

Sementara jika mengacu pada Cambridge Dictionary, roasting dalam stand up comedy diartikan sebagai wadah komedian menyampaikan kritik terhadap seseorang. Roasting juga dapat menyasar pemangku kepentingan terkait kebijakan yang berpengaruh pada banyak orang.

Belakangan ini di Indonesia, istilah roasting kerap mewarnai media sosial. Salah satu yang paling viral adalah ketika komika Kiky Saputri membagikan pengalamannya meroasting seseorang. Kiky bercerita dirinya pernah meroasting pejabat publik dari mulai anggota DPR hingga menteri.

Contoh Komedi Roasting

Setelah cukup memahami dengan pengertian dari roasting, kini saatnya masuk lebih dalam dengan mengetahui contoh roasting dalam stand up comedy. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, di Amerika Serikat, roasting bahkan ditayangkan di televisi nasional.

Beberapa tokoh yang menjadi korban roasting di antaranya Donald Trump hingga Justin Bieber. Materi roasting terhadap mereka pun sangat beragam, mulai dari kebijakan publik hingga karier.

Sementara di Indonesia, tidak jauh berbeda seperti yang dilakukan para komedian di Amerika Serikat, sejumlah pejabat pemerintahan dan publik figur kerap menjadi sasaran roasting.

Roasting juga kerap menjadi cara para komika untuk menyampaikan kekecewaan, keresahan, ketidakpuasan atas sikap atau tindakan pejabat atau publik figur tertentu.

Etika Roasting dalam Stand Up Comedy

Meski stand up comedy menjunjung tinggi kebebasan berbicara, namun tentunya kamu tetap harus mempunyai etika saat meroasting seseorang. Salah satu syarat utama dalam acara roasting adalah, orang yang diroasting telah menyetujui dan mengetahui dia akan menjadi target roasting.

Walaupun yang bersangkutan tidak tahu tentang materi yang akan disampaikan di atas panggung, tapi kamu juga tidak bisa semena-mena dan bebas meroasting dengan mengumbar semua kejelekannya. Umumnya jika acara roasting ditayangkan di televisi, produser acara telah membuat kesepakatan sebelum acara ditayangkan terkait hal apa saja yang bisa dan tidak bisa menjadi bahan lawakan.

Target yang diroasting juga memiliki hak untuk memberikan batasan kepada komika terkait topik-topik yang bisa dibicarakan di depan publik. Misalnya, jika tokoh yang diroasting keberatan jika disinggung soal agama, ras, dan ciri fisik, maka orang yang meroasting harus menghargai batasan tersebut dan tidak menyinggungnya ketika tampil di atas panggung.

Namun, yang terjadi di Indonesia belakangan ini adalah kebanyakan masyarakat hanya ikut-ikutan meroasting seorang tokoh tanpa tahu adanya batasan-batasan yang harus diperhatikan. Mereka cenderung mengikuti lawakan yang dilontarkan komika, kemudian mengunggahnya ke media sosial.

Meski secara sederhana roasting berarti mengejek, tapi pada praktiknya komika tetap menaruh rasa hormat pada orang yang diroasting. Tidak jarang ketika sesi akhir dari acara roasting, komika menyampaikan beberapa hal yang ia kagumi dari orang yang diroasting.

Pujian atau apresiasi yang disampaikan oleh komika itu akan membuat orang yang diroasting lebih bisa menerima lawakan sebagai humor dan kritik yang membangun.